Setelah beberapa hari tertunda, SMK Negeri 2 Rembang
kemarin pagi akhirnya mengumumkan hasil kelulusan ujian nasional (UN)
kepada 107 siswanya.
Begitu mendapatkan kabar kepastian kelulusannya, kemarin pagi mereka
meluapkan kegembiraannya dengan aksi corat-coret baju, sujud syukur
bersama, push up hingga merangkak bersama di lapangan sekolah.
Beberapa di antaranya kemudian melanjutkan perayaan dengan jalan kaki
ataupun naik sepeda di sepanjang jalur pantai utara dari SMK Negeri 2
ke SMA Negeri 2 pulang pergi.
Aris Sudarmadi, seorang siswa, menuturkan, selama beberapa hari ini sangat resah karena belum juga mengetahui kelulusannya.
”Pada saat siswa lainnya sudah mengetahui kelulusannya, kami justru
masih menunggu. Setelah tahu hasilnya, kami langsung plong. Kami juga
langsung meluapkan kegembiraan kami dengan berbagai macam aktivitas,”
paparnya.
Jean Alesi, siswa lain, menuturkan, sudah bernazar akan naik sepeda
keliling kota untuk merayakan kelulusannya. ”Saya punya nazar apabila
kelulusan yang tertunda cepat diumumkan, saya akan keliling kota dengan
sepeda. Alhamdulillah, hari ini kami dinyatakan lulus semua. Saya pun
langsung melaksanakan nazar seusai kelulusan,” papar Jean.
Bukan Rekayasa Sementara itu, kelulusan SMK Negeri 2 yang mundur tiga
hari dari jadwal tersebut menimbulkan pertanyaan bagi sekolah lain.
Pasalnya, dengan pengunduran pengumuman itu sangat rawan dengan
rekayasa untuk meluluskan semua siswa.
”Katanya di SMK itu hanya ada 30% yang nilainya keluar. Namun
setelah diurus ke Dinas Pendidikan Provinsi, kok bisa langsung 100%
lulus semua. Ini bisa membuat iri bagi sekolah lain,” ujar seorang
pengajar di sekolah lain yang enggan disebut namanya.
Kepala SMK Negeri 2 Rembang Singgih Daryanto membantah, jika
kelulusan 100% siswanya setelah penundaan adalah rekayasa. Dia
menekankan, nilai 70% siswanya benar-benar tidak keluar karena ada
kesalahan teknis yang terjadi secara nasional.
”Di SMK Fak-fak, Kupang, Pekalongan, Batang dan lain-lain juga
terjadi hal serupa. Dengan demikian, kelulusan 100% ini bukanlah sebuah
rekayasa,” paparnya. (H19-69)
|