Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Rembang menargetkan jumlah
sekolah menengah kejuruan (SMK) akan terus bertambah, melebihi jumlah
sekolah menengah atas (SMA) yang ada saat ini. Pada 2015, target
perbandingan jumlah SMK dan SMA di kabupaten penghasil garam itu,
ditargetkan 70% dibanding 30%.
Kepala Disdik Kabupaten Rembang Noor Efendi melalui Sekretaris
Muthohir mengemukakan, hingga kini perbandingan jumlah SMK dan SMA
masih jauh dari targetitu .
Data di Disdikmenunjukkan, jumlah SMK di Rembang saat ini hanya 29
sekolah. Angka ini, ujar Muthohir, jauh diibandingkan dengan jumlah SMA
yang mencapai 71 sekolah.
”Angka ini akan kami balik bertahap hingga tahun pelajaran 2015/2016,” tuturnya, kemarin.
Menurut rencana, lanjut dia, perbandingan jumlah SMK dan SMA pada
tahun pelajaran 2014/2015 telah mendekati jumlah ideal, yaitu 67%
dibanding 33%. ”Harapannya pada tahun pelajaran berikutnya,
perbandingan 70% SMK dan 30% SMA tercapai,”paparnya.
Untuk mencapai target itu, Disdik kini lebih selektif dalam
menyetujui izin pendirian SMA di seluruh wilayah Kabupaten Rembang.
Pihaknya pun akan menjalin kerja sama dengan Kantor Departemen Agama
(Kandepag) setempat agar izin pendirian madrasah aliah (MA) lebih
diperketat lagi. ”Sebab, untuk izin pendirian MA menjadi tanggung jawab
Depag,” tandasnya.
Sebaliknnya, Disdik berjanji akan mempermudah perizinan pembangunan
SMK termasuk memberi prioritas bantuan kelengkapan laboratorium dan
peralatan penunjang lain.
Jangka Panjang
Dia menyebutkan, penambahan unit sekolah baru (USB) SMK ini
merupakan target jangka panjang yang akan dilakukan, terlebih
Pemerintah Pusat telah menawarkan dana sharing dalam setiap pembangunan
SMK.
”Kami telah mendapat informasi jika dalam pembangunan USB SMK ini,
ada sharing dana 50:50 antara Pemkab dan Pemerintah Pusat,” ujarnya.
Hanya peningkatan jumlah SMK ini, lanjut dia, harus dibarengi dengan
peningkatan angka rombongan belajar di setiap SMK. Jumlah angka
rombongan belajar di SMA dan MA saat ini, jauh lebih besar ketimbang
yang ada di SMK.
Dia menyebutkan, hingga tahun pelajaran ini, jumlah rombongan
belajar di SMA dan SMK, masing-masing 6.581 dan 4.079. Sementara itu,
jumlah rombongan belajar di SMK sama dengan MA, yaitu 4.079. ”Jadi,
penambahan USB juga harus diimbangi peningkatan jumlah rombongan
belajar,” ucapnya.
Untuk itu, pihaknya kini gencar melakukan sosialisasi di sekolah
menengah pertama (SMP) agar lulusannya mau mendaftar di SMK. Terlebih
SMK di Rembang, ungkap dia, telah menawarkan berbagai jurusan yang
menarik dan mampu diaplikasikan langsung setelah lulus nanti.
”Jadi kami sampaikan kepada lulusan SMP, buat apa sekolah di SMA
jika tak mampu melanjutkan dan akhirnya menganggur. Lebih baik di SMK,
mendapat ketrampilan dan bisa digunakan bekerja setelah lulus nanti,”
ujarnya. (ful-69)
|